Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Landasan Teori tentang Indikator Asam Basa

landasan teori indikator asam basa, dasar teori indikator asam basa

Pada kali ini Download Laporan akan membahas tentang landasan teori yang dapat dipakai dalam membuat laporan praktikum kimia. Materi yang akan dibahas adalah indikator asam basa.

Buat kamu yang sedang menulis laporan praktikum indikator asam basa dan belum menemukan dasar teori dan landasan teorinya, tidak salahnya untuk menggunakan yang akan dibahas kali ini.

Landasan teori indikator asam basa ini berisi beberapa teori yang didapatkan dari berbagai sumber. Nah, jika kamu ingin mendownload versi pdf nya dapat mengunjungi download laporan praktikum kimia indikator asam basa. Selain itu, lihat juga laporan kimia tentang titrasi asam basa.

Landasan Teori Indikator Asam Basa 1

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

  1. Masam ketika dilarutkan dalam air.
  2. Asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit.
  3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
  4. Walaupun tidak selalu ionik merupakan cairan elektrolit.

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti bahwa ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.

Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:

  1. Kaustik
  2. Rasanya pahit
  3. Licin seperti sabun
  4. Nilai pH lebih dari air suling
  5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
  6. Dapat menghantarkan arus listrik

Indikator Asam dan Basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator asam-basa alami.

1. Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.

Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.

Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.

2. Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.

Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.

Landasan Teori Indikator Asam Basa 2

Indikator asam basa yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa).

Teori Asam Basa
Menurut Arrhenius
“Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+. Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.”

Menurut Bronsted-Lowry
“Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.”
Contoh:

  1. HAc(aq) + H2O(l)   « H3O+(aq) + Ac-(aq)
    asam-1     basa-2        asam-2       basa-1

    HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
    H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
  2. H2O(l) + NH3(aq)   « NH4+(aq) + OH-(aq)
    asam-1   basa-2          asam-2     basa-1

    H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa konyugasi. NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).

a. Kertas Lakmus
Ada dua macam kertas lakmus yang biasa digunakan untuk mengenali senyawa asam atau basa, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.

b. Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa.

c. Indikator Alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhan)
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak Ekstrak bunga kamboja putih dan bunga pacar air merah. Ekstrak kunyit.dll.

Landasan Teori Indikator Asam Basa 3

Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion H+. Sifat-sifat asam diantaranya adalah: terasa masam, bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain), terionisasi menghasilkan ion H+, memiliki pH < 7, memerahkan lakmus biru. Contoh senyawa yang termasuk pada asam, yaitu: HCl, H2SO4, CH3COOH, H3PO4.

Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion OH- . Sifat-sifat basa diantaranya adalah: terasa pahit, bersifat kaustik (licin seperti bersabun), terionisasi menghasilkan ion OH- memiliki pH > 7, membirukan lakmus merah. Contoh senyawa yang termasuk pada basa, yaitu:

NaOH Ba(OH)2 NH4OH, KOH.

Ada beberapa cara untuk mengukur apakah sebuah larutan merupakan basa atau asam. Cara-cara tersebut dapat dilakukan melalui indikator buatan dan alami. Indikator buatan dapat berupa lakmus merah maupun biru, indikator asam basa universal, dll. Sedangkan indikator alami dapat menggunakan bahan-bahan alami tertentu yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa.

Untuk mengetahui bahan – bahan apa saja yang dapat digunakan sebagai indikator alami, maka dapat dilakukan percobaan/eksperimen.

Landasan Teori Indikator Asam Basa 4

Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, apakah larutan tersebut itu asam atau basa atau netral. Alerts dan Santika (1984) melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trial pH tertentu. Kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui beberapa pH suatu larutan (Sukarjo, 1984). Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi pada beberapa analisa kuantitatif senyawa organik dan anorganik (Modul, 2015).

Teori Asam-Basa Menurut Para Ahli
1. Teori Asam-Basa Arhenius
Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-.

2. Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry
Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (donor H+). Basa dalah suatu senyawa yang dapat menerima proton (akseptor ion H+).

3. Teori Asam-Basa Lewis
Asam merupakan partikel (ion atau molekul) yang dapat bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan partikel (ion atau molekul) yang dapat bertindak sebagai pemberi (donor) psangan elektron (Nana, 2006).

Indikator Asam-Basa
Indikator asam-basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan, dengan tujuan mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut.

Indikator asam-basa biasanya adalah basa atau asam organik lemah. Senyawa indikator yang tidak terdiosiasi akan mempunyai warna berbeda dibandingkan dengan yang terionisasi.

Sebuah indikator asam-basa tidak mengubah warna larutan murni asam-basa pada konsentrasi ion hidrogen. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna yang menandakan kisaran dari pH.

Penggunaan indikator asam-basa adalah larutan yang akan dicari tingkat keasamannya diberi suatu asam. Basa yang sesuai, kemudian dilakukan suatu titrasi perubahan pH dapat diketahui dari perubahan warna larutan yang berisi indikator. Perubahan warna ini sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator.

A. Indikator yang Biasa Digunakan
Indikator  Asam-Basa Buatan
Kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru merupakan contoh dari indikator buatan. Indikator lain yang berupa kertas lakmus adalah indikator universal.

Indikator buatan juga dapat berubah, larutan indikator PP atau phenoftalein dan metyl jingga Indikator buaan juga dapat berupa perangkat elektronik seperti pH meter. Larutan yang bersifat asam akan memiliki pH lebih kecil dari 7, larutan yang bersifat netral memiliki pH sama dengan 7, dan larutan yang bersifat basa memiliki pH lebih besar dari 7 (Raymond, 1989).

Untuk mengetahui suatu larutan bersifat basa atau asam maupun netral, dapat dilakukan 5 metode:
1. Identifikasi Larutan dengan Kertas Lakmus
Lakmus biru di dalam larutan asam akan berubah warna menjadi berwarna merah, sedangkan di dalam larutan yang bersifat basa atau netral tetap berwarna biru.

Lakmus merah di dalam larutan basa akan berubah warna menjadi biru, sedangkan di dalam larutan asam atau netral tidak berubah warna.

2. Identifikasi Larutan dengan Bahan Alami
Bahan-bahan yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi sifat keasaman atau kebasaan suatu zat dinamakan indikator. Misalnya, ekstrak buah manggis yang berwarna ungu akan berubah menjadi berwarna coklat kemerahan jika berada di lingkungan asam. Sedangkan dalam lingkungan basa, ekstrak kulit manggis akan berubah warna menjadi kuning kehijauan.

3. Kertas pH dan Kertas Indikator Universal
Kertas pH dan indikator universal dapat digunakan untuk menentukan harga pH dari suatu larutan, dengan harga pH tersebut larutan dapat bersifat asam (pH, atau basa (pH).

Kertas lakmus tersebut dicelupkan pada larutan yang akan di tentukan nilai pH nya. Ketika sudah tercelup, warna-warna pada kertas akan berubah warna. Keempat garis warna yang berubah di cocokkan dengan skala pH dari 0 sampai 14 yang terdapat pada kemasan kertas indikator.

4. pH Meter
Penentuan pH larutan yang lebih akurat, dapat dilakukan menggunakan alat pH meter. Alat ini bekerja berdasarkan elektrolit larutan asam dan basa.

Bagian utamanya adalah sebuah elektrode yang peka terhadap konsentrasi ion H+ dalam larutan yang akan diukur pH nya. Jika elektrode tersebut di celupkan ke dalam larutan yang akan di uji, pH meter menunjukkan angka yang sesuai dengan harga pH larutan tersebut.

5. Identifikasi Larutan dengan Indikator
Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang dapat berubah warna pada pH yang berbeda-beda. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui nilai pH suatu larutan. Perubahan warna zat atau larutan indikator memiliki rentang (trayek) tertentu yang disebut trayek indikator.

B. Jenis-Jenis Indikator

  1. Metyl Hijau
    Pada suasana asam akan berubah menjadi kuning dan pada basa akan berubah warna menjadi biru dan memiliki trayek pH 0,2 sampai 1,8.
    .
  2. Timol Biru
    Pada asam berubah warna menjadi kuning dan pada basa tidak berubah warna, memiliki trayek pH 1,2 sampai 2,8.
    .
  3. Metyl Jingga
    Pada suasana asam akan berubah warna menjadi warna merah, sedangkan pada basa akan berubah warna menjadi kuning, metyl jingga memiliki trayek pH 3,2 sampai 4,4.
    .
  4. Metyl Ungu
    Pada suasana asam tidak berubah warna dan pada suasana basa akan berubah warna menjadi hijau, memiliki trayek pH 4,8 sampai 5,8.
    .
  5. Bromkresol Ungu
    Pada asam berubah warna menjadi kuning, dan pada basa tidak berubah warna. Memiliki trayek pH 5,2 sampai 6,8.
    .
  6. Fenolftalein
    Tidak berubah pada senyawa asam, pada basa berwarna merah muda dan pada netral tidak berwarna. Memiliki trayek pH 8,2 sampai 10,0.
    .
  7. Kuning Alizarin
    Pada suasana asam akan berubah warna menjadi kuning dan berwarna merah pada suasana basa, trayek pH 10,1 sampai 12,0.
Suatu larutan yang di tetesi larutan indikator akan menghasilkan warna tertentu. Selanjutnya warna ini di cocokkan dengan tabel warna yang menunjukkan harga pH (Hadyana, 1989).

Landasan Teori Indikator Asam Basa 5

Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam suasana yang berbeda, misalnya lakmus yang dalam suasana asam berwarna merah sedangkan dalam suasana basa berwarna biru. Di sekitar kita, terdapat beberapa zat warna alami yang dapat digunakan sebagai indikator, seperti kunyit, ekstrak daun mahkota bunga berwarna, dengan syarat dapat mengalami perubahan warna dalam suasana yang berbeda.

Dengan indikator, kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral. Dengan indikator universal kita dapat menentukan pH suatu larutan. Indikator universal adalah campuran dari beberapa macam indikator yang telah distandarisasi warnanya pada pH 0-14. Oleh karena itu, dengan mencocokkan warna indikator universal dalam suatu larutan dengan warna standart, kita dapat memperkirakan pH larutan tersebut.

Di laboratorium, terdapat beberapa indikator misalnya phenolptalien (PP), brom timol biru (BTB), metil merah (MM), metil jingga (MJ) dengan trayek perubahan tertentu.

Warna indikator berubah secara gradual. Indikator lakmus berwarna merah dalam larutan yang memiliki  pH sampai dengan 5,5 dan berwarna biru dalam larutan yang memiliki pH lebih dari 8, sedangkan dalam larutan yang pH-nya antara 5,5-8, warna lakmus adalah kombinasi dari kedua warna tersebut, yaitu berubah dari merah menjadi ungu kemudian menjadi biru. Batas-batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna, kita sebut dengan trayek perubahan warna indikator, dan dengan memperhatikan trayek pH perubahan warna indikator tersebut, kita dapat memperkirakan harga pH suatu larutan.

Beberapa indikator beserta trayek pH-nya
Indikator (Warna) pH
Phenolptalein (Tak Berwarna – Merah) 8,3 – 10,0
Brom timol biru (Kuning – Biru) 6,0 – 8,0
Metil Merah (Merah – Kuning) 4,4 – 6,2
Metil Jingga (Merah – Kuning) 3,1 – 4,4

Indikator asam basa kebanyakan dianggap sebagai asam lemah dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut:
HIn¬(aq)   <=>  H+(aq) + In–(aq)
Warna HIn berbeda dengan warna In–. Jika indikator ini ditambahkan asam atau basa , maka akan terjadi pergeseran letak kesetimbangan indikator, sehingga warna indikator akan berubah. Titik perubahan warna pada indikator terjadi jika:
[HIn]       =          [In–]
Jadi ketika terjadi penambahan atau pengurangan keasaman, maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan yang juga akan menyebabkan perubahan warna. Misalkan pada indikator lakmus yang apabila ditambah konsentrasi H+, kesetimbangan reaksinya akan bergeser ke kiri atau ke HIn sehingga lakmus berwarna merah, sedangkan apabila konsentrasi H+ dikurangi, atau ditambah dengan senyawa basa, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan atau ke In–, sehingga lakmus berubah warna menjadi biru.

Demikian tentang landasan teori dan dasar teori indikator asam basa untuk menjadi bahan referensi dalam pembuatan laporan praktikum. Semoga bermanfaat.

Post a Comment for "Landasan Teori tentang Indikator Asam Basa"