Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat PDF

Download Laporan - Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan format PDF. Laporan ini dapat di download dengan mudah secara gratis. Tulisan ini berisi laporan uji karbohidrat yang digunakan untuk melengkapi tugas praktikum Biologi. Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui Uji Karbohidrat.


laporan praktikum uji karbohidrat pdf

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, pangan merupakan salah satu hal pokok yang dibutuhkan manusia. Nutrisi yang terkandung dalam pangan membantu metabolisme tubuh yang dijalankan manusia. Salah satu nutrisi yang dibutuhkan manusia adalah karbohidrat.

Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Dengan atom hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. (Hutagalung, Halomoan.2004)

Terlepas dari itu, karbohidrat dalam pangan dapat diuji menggunakan beberapa jenis uji. Beberapa diantaranya: uji Molish, uji Benedict, uji Seliwanoff, dan uji Iodin. Ui tersebut dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya kandungan karbohidrat dalam jenis pangan tersebut.

Oleh karena itu, diperlukan uji kandungan karbohidrat dalam pangan dapat menggunakan jenis-jenis uji tersebut. Sehingga diketahui ada atau tidaknya kandungan karbohidrat dalam pangan tersebut.


1.2 Rumusan Masalah

  1. Bagaimana mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan polisakarida) pada uji Molish, uji Benedict, uji Seliwanoff, dan uji Iodin?
  2. Bagaimana Mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam buah menggunakan uji Molish, uji Benedict, uji Seliwanoff, dan uji Iodin?

1.3 Tujuan

  1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya karbohidrat (Monosakarida, Disakarida, dan Polisakarida) pada uji Molish, uji Benedict, uji Seliwanoff, dan uji Iodin. (Tim biokimia biologi FMIPA UNESA, 2016)
  2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam buah menggunakan uji Molish, uji Benedict, uji Seliwanoff, dan uji Iodin.

1.4 Manfaat

Agar mahasiswa dapat menngetahui, mengenal secara langsung dan nyata tentang kandungan karbohidrat di dalam makanan.


BAB II. KAJIAN PUSTAKA

Karbohidrat, secara umum didefinisikan senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Dan pada umumnya unsure hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen. Glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati. Karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai pada susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dibentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda kehidupan tidak akan dijumpai. (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap dan menggunakan energi matahari untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari udara dan air (H2O) yang berasal dari tanah. Energi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah, dan biji-bijian.(Hutagalung, Halomoan. 2004)

Karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat dikelompokkan: Available Carbohydrate (karbohidrat yang tersedia) yaitu karbohidrat yang dapat dicerna dan dimetabolisme sebagai karbohidrat, dan Unavailable Carbohydrate (karbohidrat yang tidak tersedia) yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan manusia sehingga tidak dapat diabsorpsi. (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Penggolongan karbohidrat yang paling sering digunakan dalam ilmu gizi berdasarkan jumlah molekulnya: Monosakarida terdiri dari heksosa (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan Pentosa (Ribosa, Arabinosa, Xylosa), Disakarida (Sukrosa, maltose, dan laktosa), Polisakarida (amilum, dekstrin, glikogen, dan selulosa). (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Monosakarida, karbohidrat yang paling sederhana, oleh karena tidak bias lagi dihidrolisa. Monosakarida larut di dalam air dan rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga gula. Terdapat 3 jenis monosakarida:

Glukosa

Biasa disebut gula anggur atau dekstrosa. Banyak dijumpai di alam. Terutama pada buah-buahan, sayursayuran, madu, sirup jagung, dan tetes tebu.di dalam tebu glukosa didapat dari hasil akhir pencernaan amilum, sukrosa, maltose, dan laktosa. (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Fruktosa

Disebut gula buah atau levulosa. Merupakan jenis sakarida yang paling manis, banyak dijumpai pada mahkota bunga, madu, dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di dalam tubuh didapat dari hasil pemecahan sukrosa. (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Galaktosa

Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam. Di dalam tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa. (Hutagalung, Halomoan. 2004)


Disakarida, merupakan gabungan antara 2 monosakarida, pada bahan makanan, terdapat 3 jenis disakarida:

Sukrosa

Gula yang dipergunakan sehari-hari. Biasa disebut gula meja atau gula pasir. Mempunyai 2 molekul monosakarida yang terdiri dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa. Ditemukan pada tebu, bit, gula nira, jelly. (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Maltosa

Mempunyai 2 molekul monosakarida yang terdiri dari 2 molekul glukosa. Di dalam tubuh didapat dari hasil pemecahan amilum. Dengan Jodium, amilum akan berubah menjadi warna biru. Ditemukan pada serellia. (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Laktosa

Mempunyai 2 molekul monosakarida yang terdiri dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa. Laktosa kurang larut dalam air. Ditemukan pada susu. (Hutagalung, Halomoan. 2004)


Polisakarida, merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida memiliki rasa tawar (tidak manis). Di dalam ilmu gizi ada 4 jenis polisakarida:

Amilum (zat Pati)

Merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama di negara sedang berkembang oleh karena dikonsumsi sebagai bahan makanan pokok. Ditemukan pada umbi-umbian, serellia, dan biji-bijian. Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di dalam air panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta, peristiwa ini disebut gelatinisasi. (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Dekstrin

Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum. Molekulnya lebih sederhana, mudah larut di dalam air, dengan jodium akan berubah menjadi warna merah. (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Glikogen

Glikogen merupakan pati hewani, terbentuk dari 1000 molekul, larut di dalam air (pati nabati tidak larut dalam air) dan bila bereaksi dengan Jodium akan menghasilkan warna merah. Ditemukan pada otot hewan, manusia, dan ikan. Glikogen disimpan di dalam hati dan otot sebagai cadangan energy. Selain itu ditemukan pada kecambah, serellia, susu, dan sirup jagung. (Hutagalung, Halomoan. 2004)

Selulosa

Hamper 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuhtumbuhan adalah selulosa, karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena tidak ada enzim yang memecah selulosa. Selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar defekasi. (Hutagalung, Halomoan. 2004)


Terdapat beberapa uji karbohidrat yang dapat dilakukan. Diantaranya:

Uji Molish

Reaksi ini berdasarkan pembentukan furfural atau derivate-derivatnya dari karbohidrat yang didehidrasi oleh asam sulfat pekat. Hasilnya akan bereaksi dengan α- napthol membentuk senyawa ungu kemerah-merahan. Contohnya: sakarida dengan penambahan asam sulfat pekat akan didehidrasi menjadi senyawa furfural atau derifatnya seperti hidroksimetil furfural. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016)

Uji Benedict

Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji benedict. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton yang bebas akan membentuk Cupro Oksida (Cu2O) yang berwarna hijau, merah oranye, atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016)

Uji Seliwanoff

Prinsip reaksi berdasarkan atas pembentukan 4-hidroksi metal furfural yang akan membentuk suatu senyawa berwarna ungu dengan adanya resorsinol (1,3-dihidroksi benzene) reaksi ini spesifik untuk ketosa yang ditandai dengan hasil reaksi berubah warna menjadi merah. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016)

Uji Iodin

Prinsipnya polisakarida akan membentuk reaksi denan iodine dan memberikan warna spesifik tergantung jenis karbohidratnya. Amilosa dan iodine berwarna biru, amilopektin merah coklat, glikogen dan dekstrin berwarna merah coklat. (Septorini, Ragil. 2008)


Uji pada buah untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidrat dalam buah dapat mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah masak dan manis akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedang pada buah yang mentah banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum yang tidak menutup kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat yang lain. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016)


BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

1. Uji Molish

Alat yang dibutuhkan:

  • Tabung reaksi
  • Pipet tetes
  • Rak tabung reaksi
  • Penjepit tabung reaksi
  • Gelas ukur

Bahan yang dibutuhkan:

  • H2SO4 Pekat
  • Pereaksi Molish
  • Selulosa 1%
  • Fruktosa 1%
  • Sukrosa 1%
  • Laktosa 1%
  • Amilum 1%
  • Maltosa 1%
  • Glukosa 1%

2. Uji Benedict

Alat yang dibutuhkan:

  • Tabung reaksi
  • Pipet tetes
  • Rak tabung reaksi
  • Penjepit tabung reaksi
  • Gelas ukur
  • Waterbath

Bahan yang dibutuhkan:

  • Pereaksi Benedict
  • Selulosa 1%
  • Fruktosa 1%
  • Sukrosa 1%
  • Laktosa 1%
  • Maltosa 1%
  • Glukosa 1%

3. Uji Seliwanoff

Alat yang dibutuhkan:

  • Tabung reaksi
  • Pipet tetes
  • Rak tabung reaksi
  • Penjepit tabung reaksi
  • Gelas ukur
  • Waterbath

Bahan yang dibutuhkan:

  • Pereaksi Seliwanoff
  • Selulosa 1%
  • Fruktosa 1%
  • Sukrosa 1%
  • Laktosa 1%
  • Amilum 1%
  • Maltosa 1%
  • Glukosa 1%

4. Uji Iodine

Alat yang dibutuhkan:

  • Tabung reaksi
  • Pipet tetes
  • Rak tabung reaksi
  • Penjepit tabung reaksi
  • Gelas ukur
  • Waterbath
  • Pencatat waktu

Bahan yang dibutuhkan:

  • HCl 6N
  • NaOH 6N
  • Larutan Iodin 1M
  • Selulosa 1%
  • Amilum 1%

5. Uji Buah

Alat yang dibutuhkan:

  • Tabung reaksi
  • Pipet tetes
  • Rak tabung reaksi
  • Penjepit tabung reaksi
  • Gelas ukur
  • Waterbath
  • Cawan petri

Bahan yang dibutuhkan:

  • Pereaksi Molish
  • Pereaksi Benedict
  • Pereaksi Seliwanoff
  • Larutan Iodin 1M
  • Ekstrak buah pisang mentah
  • Ekstrak buah pisang ranum
  • Ekstrak buah pisang matang

3.2 Prosedur kerja

1. Uji Molish

  • Disiapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1%
  • Dimasukkan 2mL larutan karbohidrat 1% ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
  • Ditambahkan 2-3 tetes pereaksi Molish, dikocok perlahan selama ±5 detik.
  • Dimiringkan tabung reaksi, diteteskan 1mL (±20 tetes) H2SO4 melalui dinding tabung reaksi. ditegakkan tabung reaksi dan diamati apakah ada cincin berwarna merah ungu pada perbatasan kedua larutan. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016)

2. Uji Benedict

  • Disiapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1%
  • Dimasukkan 2mL pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi.
  • Ditambahkan 5 tetes larutan glukosa1%, kemudian dipanaskan dalam waterbath (Penangas) selama 5 menit, dibiarkan dingin dan dibandingkan perubahan warna yang terjadi.
  • Dilakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat 1% yang lain. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016)

3. Uji Seliwanoff

  • Disiapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1%
  • Dimasukkan 1mL pereaksi Seliwanoff ke dalam tabung reaksi.
  • Ditambahkan 2 tetes larutan amilum 1%. Pada waktu bersamaan, tabung reaksi larutan tersebut ditempatkan ke dalam waterbath sampai terbentuk warna (dicatat kecepatan terbentuknya warna dari masing-masing tabung reaksi).
  • Dilakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat 1% yang lain. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016)

4. Uji Iodine

  • Disiapkan 3 tabung reaksi, masing-masing diberi 3mL larutan amilum 1%
  • Ditambahkan 2 tetes air ke dalam tabung pertama, 2 tetes HCl ke dalam tabung kedua, 2 tetes NaOH ke dalam tabung ketiga. Dikocok semua tabung. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi.
  • Dipanaskan tabung yang berwarna lalu dinginkan. Diperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi.
  • Dilakukan pengujian terhadap larutan selulosa 1% dan glikogen 1%. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016)

5. Uji Karbohidrat pada Buah

  • Dilakukan uji buah seperti uji-uji sebelumnya pada uji Molish, uji Benedict, dan uji Seliwanoff.
  • Untuk uji iodine, masing-masing 1 tetes ekstrak buah mentah,ranum,dan matang ditempatkan pada cawan petri, kemudian diberi 1 tetes iodine pada masingmasing ekstrak, dan catat perubahan warna yang terjadi.

3.3 Alur Kerja

1. Uji Molish

  • 2mL larutan karbohidrat 1% (selulosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, amilum, maltose, glukosa)
  • Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda-beda
  • Ditambahkan pereaksi Molish sebanyak 2-3 tetes
  • Larutan dikocok perlahan selama ±5 detik
  • Tabung sedikit dimiringkan
  • Diteteskan ±20 tetes H2SO4 pekat melalui dinding tabung
  • Diamati perubahannya dan ditulis dalam tabel
  • Hasil berupa terbentuknya cincin ungu dengan variasi ketebalan

2. Uji Benedict

  • 2mL Pereaksi Benedict
  • Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda-beda
  • Ditambahkan 5 tetes larutan karbohidrat 1% berbeda (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, seluosa, dan maltose) pada masing-masing tabung reaksi
  • Larutan dipanaskan menggunakan waterbath selama 5 menit
  • diangkat
  • Dibiarkan dingin
  • Diamati perubahannya dan ditulis dalam tabel
  • Hasil berupa larutan berwarna biru, oranye, dan merah dengan endapan berwarna merah bata

3. Uji Seliwanoff

  • 1mL pereaksi Seliwanoff
  • Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda-beda
  • Ditambahkan 2 tetes larutan karbohidrat 1% berbeda (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, seluosa, amilum, dan maltose) pada masingmasing tabung reaksi
  • Dimasukkan dalam waterbath
  • Dihitung waktu perubahan warna yang terjadi
  • Dicatat hasil waktu dan perubahan warna yang terjadi dalam tabel
  • Hasil berupa larutan berwarna orange hingga merah

BAB IV. HASIL PRAKTIKUM

4.1 Data

Untuk melihat hasil praktikum silahkan unduh file melalui link di bagian akhir tulisan.


4.2 Analisis Data dan Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan 4 jenis metode uji karbohidrat dengan 1 uji karbohidrat pada buah pisang. Percobaan pertama adalah uji molish. Dari hasil praktikum diperoleh hasil: selulosa 2mL 1% + P.Molish. + H2SO4 1mL menghasilkan cincin ungu(++), fruktosa 2mL 1% + P.Molish + H2SO4 1mL menghasilkan cincin ungu(+++), sukrosa 2mL 1% + P.Molish + H2SO4 1mL menghasilkan cincin ungu(+++), laktosa 2mL 1% + P.Molish + H2SO4 1mL menghasilkan cincin ungu(++), Amilum 2mL 1% + P.Molish + H2SO4 1mL menghasilkan cincin ungu(++), maltose 2mL 1% + P.Molish + H2SO4 1mL menghasilkan cincin ungu(+), dan glukosa 2mL 1% + P.Molish + H2SO4 menghasilkan cincin ungu(+++).

Disimpulkan dari uji ini semua jenis karbohidrat yang diuji menghasilkan cincin ungu walaupun dengan ketebalan yang bervariasi. Ketebalan yang bervariasi diurutkan dari yang tebal yaitu fruktosa, sukrosa, dan glukosa. Kemudian selulosa, laktosa, dan amilum. Kemudian yang paling sedikit pada maltose. Hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka bahwa reaksi ini berdasarkan pembentukan furfural atau derivate-derivatnya dari karbohidrat yang didehidrasi oleh asam sulfat pekat. Hasilnya akan bereaksi dengan α-napthol membentuk senyawa ungu kemerah-merahan. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016).

Konsentrasi asam sulfat dalam reaksi ini bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan α-naftol untuk membentuk produk berwarna keunguan. Cincin ungu yang terbentuk pada monosakarida lebih banyak dibandingkan pada polisakarida karena polisakarida perlu dihidrolisis terlebih dahulu menjadi monosakarida(nurul,siti.2013).

Jika dibandingkan dengan hasil praktikum memiliki kesesuaian antara data dan fakta. Namun, pada maltose yang tergolong disakarida justru lebih sedikit menghasilkan cincin ungu. Untuk percobaan pertama yaitu uji Molish didapatkan hasil yang tidak sesuai pada maltose. Hal ini diakibatkan pengujian ini dilakukan terakhir dan H2SO4 diletakkan dalam keadaan terbuka. Serta masih adanya sisa air pada dinding tabung dalam bagian samping bawah mempengaruhi konsentrasi larutan.

Pada percobaan kedua adalah uji benedict. Pada uji ini diperoleh hasil: P.Benedict + 5 tetes glukosa 1% lalu dipanaskan menghasilkan larutan berwarna merah bata dengan endapan merah bata (++), P.Benedict + 5 tetes fruktosa 1% lalu dipanaskan menghasilkan larutan berwarna merah bata dengan endapan merah bata (+++), P.Benedict + 5 tetes sukrosa 1% lalu dipanaskan menghasilkan larutan berwarna biru, P.Benedict + 5 tetes maltosa 1% lalu dipanaskan menghasilkan larutan berwarna lapis oranye dan biru dengan endapan merah bata (+), P.Benedict + 5 tetes selulosa 1% lalu dipanaskan menghasilkan larutan berwarna biru, P.Benedict + 5 tetes laktosa 1% lalu dipanaskan menghasilkan larutan berwarna biru kehijauan dengan endapan hijau.

Disimpulkan bahwa jenis monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa menghasilkan larutan berwarna merah dengan endapan merah bata. Sementara pada disakarida yaitu maltose dan laktosa menghasilkan warna hijau sampai oranye, kecuali pada sukrosa yang tetap berwarna biru. Hal ini sama dengan tinjauan pustaka dimana Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji benedict. Larutanlarutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton yang bebas akan membentuk Cupro Oksida (Cu2O) yang berwarna hijau, merah oranye, atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016).

Dari data didapat bahwa fruktosa memiliki jumlah endapan merah bata paling tinggi. Hal ini sesuai karena fruktosa merupakan larutan yang lebih cepat bereaksi daripada larutan karbohidrat lain. Hal ini disebabkan adanya kecepatan mereduksi dari fruktosa yang didapatnya karena molaritas yang tinggi. Fruktosa mengandung gugus keton yang bereaksi lebih cepat daripada gugus aldehid pada glukosa. (nurul, siti. 2013)

Pada percobaan ketiga merupakan uji Seliwanoff. Dari percobaan tersebut diperoleh hasil: Glukosa 1% + P.Seliwanoff kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna oranye(+) dalam waktu 11.50 detik, Fruktosa 1% + P.Seliwanoff kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna merah dalam waktu 1.50 detik, sukrosa 1% + P.Seliwanoff kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna merah dalam waktu 1.10 detik, laktosa 1% + P.Seliwanoff kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna oranye(++) dalam waktu 13.21 detik, selulosa 1% + P.Seliwanoff kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna oranye(++) dalam waktu 16.01 detik, amilum 1% + P.Seliwanoff kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna oranye(+) dalam waktu 17.02 detik, maltosa 1% + P.Seliwanoff kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna oranye(++) dalam waktu 10.32 detik.

Dari praktikum ini disimpulkan bahwa perubahan warna paling cepat terjadi pada monosakarida dan disakarida yan mengandung fruktosa. Dan perubahan terlama pada polisakarida yaitu amilum. Hal ini sesuai denga tinjauan pustaka dimana prinsip reaksi berdasarkan atas pembentukan 4-hidroksi metal furfural yang akan membentuk suatu senyawa berwarna ungu dengan adanya resorsinol (1,3-dihidroksi benzene) reaksi ini spesifik untuk ketosa yang ditandai dengan hasil reaksi berubah warna menjadi merah. (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016)

Adanya warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi fruktosa oleh asamklorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metil furfural. Menurut data fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna merah dengan waktu perubahan tercepat. Hal ini sesuai karena kedua jenis ini memiliki gugus keton (ketosa). (nurul, siti. 2013)

Pada percobaan keempat, merupakan uji iodine.dari hasil percobaan tersebut diperoleh hasil: 2mL amilum 1% + 2 tetes H2O + Iodine kemudian dipanaskan menghasilkan endapan biru kehitaman (+), 2mL amilum 1% + 2 tetes HCl + Iodine kemudian dipanaskan menghasilkan endapan biru kehitaman (+), 2mL amilum 1% + 2 tetes NaOH + Iodine kemudian dipanaskan menghasilkan larutan bening, 2mL selulosa 1% + 2 tetes H2O + Iodine kemudian dipanaskan menghasilkan endapan biru kehitaman (+), 2mL amilum 1% + 2 tetes HCl + Iodine kemudian dipanaskan menghasilkan endapan biru kehitaman (+), 2mL amilum 1% + 2 tetes NaOH + Iodine kemudian dipanaskan menghasilkan larutan bening dengan endapan kuning. Disimpulkan bahwa larutan bereaksi pada air dan suasana asam. Dan menghasilkan endapan biru kehitaman.

Dari tinjauan pustaka yaitu prinsip polisakarida akan membentuk reaksi dengan iodine dan memberikan warna spesifik tergantung jenis karbohidratnya. Amilosa dan iodine berwarna biru, amilopektin merah coklat, glikogen dan dekstrin berwarna merah coklat. (Septorini,Ragil.2008) maka jenis kandungan dalam larutan amilum dan selulosa mengandung banyak amilosa karena menghasilkan endapan biru kehitaman. Hal ini menunjukan amilum dan selulosa termasuk jenis polisakarida. Dalam reaksi ketiga pada percobaan iodine. NaOH yang terdapat dalam larutan akan mengalami reaksi terlebih dahulu dengan Iodine sehingga membentuk NaI dan NaOI, sehingga amilum tidak bereaksi dengan iodine dan tidak menghasilkan warna (bening) dengan sedikit warna kekuking-kuningan.

Pada percobaan kelima menggunakan buah pisang dengan 3 perbedaan fase usia. Dan dilakukan uji menggunakan keempat uji sebelumnya. Pada uji Molish diperoleh hasil: ekstrak buah masak + P.Molish + H2SO4 menghasilkan endapan berwarna coklat dengan cincin ungu didasar tabung, ekstrak buah ranum + P.Molish + H2SO4 menghasilkan endapan berwarna coklat dengan cincin ungu didasar tabung, ekstrak buah mentah + P.Molish + H2SO4 menghasilkan endapan berwarna coklat dengan cincin ungu didasar tabung.

Dari percobaan ini disimpulkan bahwa setiap jenis buah pisang menghasilkan cincin ungu didasar tabung. Menandakan bahwa buah pisang dalam keadaan mentah, ranum, dan matang mengandung karbohidrat. Kemudian dilakukan uji benedict. Diperoleh hasil: ekstrak pisang masak + benedict kemudian dipanaskan menghasilkan buih (+++++) bening bagian tengah (++) warna hijau kekuningan lalu merah bata pada bagian bawah, ekstrak pisang ranum + benedict kemudian dipanaskan menghasilkan buih (+++) bening bagian tengah (+++) warna hijau kekuningan lalu merah bata (++) pada bagian bawah, ekstrak pisang mentah + benedict kemudian dipanaskan menghasilkan buih (++) bening bagian tengah (+) warna hijau kekuningan lalu merah bata pada bagian bawah(+++).

Disimpulkan bahwa semakin muda pisang maka semakin banyak endapan merah bata yang terbentuk. Menunjukkan bahwa pisang mentah memiliki jumlah monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan tekralosa. Kemudian dilakukan uji Seliwanoff. Diperoleh hasil: 1mL seliwanoff + ekstrak pisang masak menghasilkan endapan kuning kecoklatan (++), 1mL seliwanoff + ekstrak pisang ranum menghasilkan endapan kuning kecoklatan (+++), 1mL seliwanoff + ekstrak pisang mentah menghasilkan endapan kuning kecoklatan (++++).

Dari hasil ini diperoleh kesimpulan bahwa pisang tidak memiliki senyawa ketosa karena tidak terbentuknya perubahan warna menjadi merah. Kemudian terakhir dilakukan uji Iodine. Diperoleh hasil: ekstrak pisang masak + iodine menghasilkan endapan warna hitam (+++), ekstrak pisang ranum + iodine menghasilkan endapan warna hitam (++++), ekstrak pisang mentah + iodine menghasilkan endapan warna hitam (++++). Diperoleh kesimpulan bahwa pisang mengandung senyawa jenis amilosa yang cukup tinggi.

Pada percobaan kedua mengalami perbedaan dengan tinjauan pustaka dimana Pada buah masak dan manis akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedang pada buah yang mentah banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum (Tim Dosen Biokimia jurusan biologi FMIPA UNESA. 2016). hal ini terjadi karena tidak menutup kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat selain amilum. Sehingga perbedaan ukuran endapan merah bata pada percobaan uji buah dengan benedict tidak terlihat jelas.


4.3 Diskusi

Menjawab pertanyaan-pertanyaan dari buku panduan praktikum Biokimia terbagi menjadi 5 bagian:

Uji Molish

  1. Mengapa terbentuk cincin merah ungu pada bahan yang mengandung karbohidrat?
    Jawab: Konsentrasi asam sulfat dalam reaksi ini bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan α-naftol untuk membentuk produk berwarna keunguan
  2. Samakah intensitas warna cincin berwarna merah dan ungu pada bahan uji yang anda gunakan dalam praktikum ini? Jelaskan!
    Jawab: tidak sama, terdapat perbedaan dikarenakan jenis karbohidrat yang digunakan berasal dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Dan pada monosakarida mengalami pembentukan cincin ungu paling cepat dibandingkan disakarida, dan polisakarida. Karena harus menghidrolisis terlebih dahulu membentuk monosakarida.

Uji Benedict

  1. Apa Warna dari endapan yang terbentuk? Mengapa demikian?
    Jawab: Merah bata, karena larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton yang bebas akan membentuk Cupro Oksida (Cu2O) yang berwarna merah bata
  2. Pada uji Benedict mengapa sukrosa bukan termasuk gula reduksi?
    Jawab: karena sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer yang bebas, dikarenakan karbon anomer kedua komponen monosakarida pada sukrosa berikatan satu dengan yang lain

Uji Seliwanoff

  1. Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan reaksi positif terhadap uji Seliwanoff? Mengapa?
    Jawab: Ketosa, karena apabila di dehidrasi oleh pereaksi seliwanoff memberikan turunan furfural yang selanjutnya berkondensasi dengan resorsinol memberikan warna merah.
  2. Dapatkah uji Seliwanoff dipakai untuk membedakan sukrosa dan fruktosa?
    Jawab: tidak, dikarenakan sukrosa dan fruktosa sama-sama memiliki gugus keton. Dan uji seliwanoff hanya mampu menentukan perbedaan gugus antara aldehid atau keton.

Uji Iodine

  1. Mengapa terjadi perubahan warna setelah dipanaskan?
    Jawab: karena ketika dipanaskan rantai pada amilum akan merenggang sehingga iodine terputus dari ikatan dengan amilum. Namun perubahan yang terjadi hanya bersifat semu, sehingga apabila didinginkan kembali ke warna semula.
  2. Zat manakah selain amilum yang memberikan warna dengan iodine?
    Jawab: selulosa

Uji Buah

  1. Mengapa pada buah masak masih ditemukan adanya karbohidrat dalam bentuk polisakarida?
    Jawab: dikarenakan tidak adanya salah satu enzim untuk memecah salah satu jenis polisakarida, sehingga molekul polisakarida tetap berbentuk semula pada buah.
  2. Jelaskan proses hidrolisis amilum secara enzimatis!
    Jawab: ikatan polimer dari amilum dapat dipecah menggunakan enzim. Reaksi hidrolisis secara enzimatis

BAB V. PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari praktikum ini simpulan dibagi menjadi 2 bagian:

  1. Uji molish dapat menentukan ada atau tidaknya karbohidrat. Dengan cara mencampurkan zat uji dengan pereaksi molish ditambah asam sulfat sehingga menghasilkan cincin ungu yang menandakan adanya karbohidrat.

    Uji Benedict dapat menentukan adanya monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan tekralosa. Dengan cara mencampurkan pereaksi benedict yang kemudian dipanaskan sehingga menghasilkan endapan merah bata yang menandakan adanya karbohidrat dalam bentuk monosakarida dan disakarida.

    Uji Seliwanoff dapat mengidentifikasi jenis karbohidrat yang memiliki gugus keton (ketosa). Dengan cara mencampurkan pereaksi seliwanoff dengan zat uji kemudian dipanaskan sehingga menghasilkan larutan berwarna merah yang menandakan karbohidrat yang terkandung di dalam zat uji memiliki gugus keton. Sehingga kandungan didalamnya dapat berupa fruktosa atau sukrosa.

    Uji Iodin dapat mengidentifikasi karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Dengan cara mencampurkan zat uji dengan pereaksi iodine akan menghasilkan endapan berwarna biru kehitaman yang menandakan adanya amilosa, maka zat uji tersebut masuk jenis polisakarida.
  2. Dalam uji buah, dapat menggunakan uji Molish, uji Benedict, uji Seliwanoff, dan uji Iodine. Akan menghasilkan data yang berbeda beda. Dari uji buah pisang dapat disimpulkan bahwa buah pisang memiliki karbohidrat dengan jenis paling banyak polisakarida. Hal ini ditandai dengan uji Molish yang positif karena terbentuk cincin ungu, uji Benedict yang menyebutkan bahwa buah pisang memiliki sedikit endapan merah maka kandungan monosakarida dan disakaridanya relative sedikit, pada uji Seliwanoff negatif terdapat gugus keton, dan pada uji iodine positif terdapat endapan biru kehitaman yang menunjukkan polisakarida.


5.2 Saran

Pada praktikum ini praktikan menyarankan agar praktikan selanjutnya memperhatikan penggunaan waktu dengan sebaik-baiknya sehingga praktikum berjalan dengan baik dan memanfaatkan waktu dengan baik. Disarankan agar ekstrak buah yang digunakan dibawa dengan ampas (sisa) untuk nanti sebelum digunakan disaring dengan kertas saring sehingga karbohidrat dalam buah tidak terbuang bersama sisa dan disaring agar mempermudah praktikan mencampur ekstrak buah dengan pereaksi.



UNDUH FILE

Laporan Uji Karbohidrat PDF

Demikian pembahan tentang laporan praktikum Uji Karbohidrat PDF, semoga dapat membantu tugas anda. Jika ada hal yang belum jelas silahkan tinggalkan komentar dibawah.

Post a Comment for "Laporan Praktikum Uji Karbohidrat PDF"